Hari ini gue merilis label baru berjudul THIS OR THAT yang
terinspirasi dari perdebatan antar member variety show Korea ð Sebenarnya topik perdebatan ini sudah sering dibahas dibanyak
variety show seperti Running Man, Five Brothers,
Ugly Ducking dan lain sebagainya ð Kenapa gue buka? Karena gue dan si
kesayangan tertarik memberi pendapat pada setiap pertanyaan yang
dilemparkan, dan kami berpikir, seru juga untuk tau pendapat
teman-teman ð
So, pertanyaan hari ini cukup sederhana, ceritanya kita pergi makan sama pasangan dan teman baik kita yang sama gender dengan kita (namun teman kita nggak kenal dekat pasangan kita) ke sebuah restoran Korea di mana kebiasaan makan Korea itu share side dish di meja ~ lalu, pada satu waktu, teman kita kesulitan untuk ambil salah satu side dish karena teman kita nggak bisa pakai sumpit dengan mudah ðķ Alhasil, pasangan kita bantu teman kita ambil makanan dengan sumpit dan meletakannya di mangkuk teman kita. Menurut teman-teman, jika pasangan teman-teman membantu teman kita seperti itu, teman-teman merasa okay atau nggak? ðĪĢ
Kalau gue jujur nggak okay ð gue akan kaget semisal si kesayangan tiba-tiba bantu ambilkan makanan untuk teman gue di depan muka gue hahahahaha. Mungkin setelah makan, gue akan perang dingin sama si kesayangan ð Dan ini pula yang dirasakan oleh Noh Sa Yeon (penyanyi legendaris di Korea) saat tau suaminya membantu teman wanitanya untuk ambil makanan. Gils, Noh Sa Yeon ini usianya hampir enam puluh, tapi beliau masih ingat jelas kejadian tersebut dan dibahas sampai sekarang ðĪĢ that's why, gue bisa relate ke dia, apabila si kesayangan melakukan hal yang sama, gue yakin gue nggak akan bisa lupa sampai akhir hayat ð
However, menurut suami Noh Sa Yeon, hal itu lumrah, bantu teman meski beda gender bukan masalah. Padahal menurut gue dan Noh Sa Yeon (yep kita sependapat), pasangan nggak perlu bantu teman kita karena teman kita bisa cari cara untuk makan. Semisal dia kesulitan nggak bisa makan salah satu side dish, dia pasti akan makan side dish lainnya ð Kasarnya, nggak usah sok jadi pahlawan kesiangan yang takutnya buat salah paham. Wk. Jealous much, eh? ð entah~lah. Membayangkan si kesayangan melakukan hal itu membuat kepala gue meledak ðĪŊðĪĢ
Si kesayangan bilang kalau dia nggak masalah semisal gue bantu teman baik pria dia ambilkan makanan yang memang teman baik dia nggak bisa ambil sebab dia percaya sama gue kalau gue nggak akan ada rasa sama teman baiknya ~ Namun menurut gue, ini bukan persoalan ada rasa atau nggak, tapi lebih ke chance salah paham. Segala bentuk perlakuan kita pada seseorang bisa menyebabkan salah paham, baik itu pada pasangan atau pada penerima bantuan. Makanya kita perlu hati-hati dalam bersikap ð Dan gue sebagai wanita, nggak rela lihat pasangan gue terlalu baik ke lawan jenis, karena segala sesuatu butuh batasan ðĪŠ
Pendapat teman-teman bagaimana? Okay atau not okay? Share yours! ð
So, pertanyaan hari ini cukup sederhana, ceritanya kita pergi makan sama pasangan dan teman baik kita yang sama gender dengan kita (namun teman kita nggak kenal dekat pasangan kita) ke sebuah restoran Korea di mana kebiasaan makan Korea itu share side dish di meja ~ lalu, pada satu waktu, teman kita kesulitan untuk ambil salah satu side dish karena teman kita nggak bisa pakai sumpit dengan mudah ðķ Alhasil, pasangan kita bantu teman kita ambil makanan dengan sumpit dan meletakannya di mangkuk teman kita. Menurut teman-teman, jika pasangan teman-teman membantu teman kita seperti itu, teman-teman merasa okay atau nggak? ðĪĢ
Kalau gue jujur nggak okay ð gue akan kaget semisal si kesayangan tiba-tiba bantu ambilkan makanan untuk teman gue di depan muka gue hahahahaha. Mungkin setelah makan, gue akan perang dingin sama si kesayangan ð Dan ini pula yang dirasakan oleh Noh Sa Yeon (penyanyi legendaris di Korea) saat tau suaminya membantu teman wanitanya untuk ambil makanan. Gils, Noh Sa Yeon ini usianya hampir enam puluh, tapi beliau masih ingat jelas kejadian tersebut dan dibahas sampai sekarang ðĪĢ that's why, gue bisa relate ke dia, apabila si kesayangan melakukan hal yang sama, gue yakin gue nggak akan bisa lupa sampai akhir hayat ð
However, menurut suami Noh Sa Yeon, hal itu lumrah, bantu teman meski beda gender bukan masalah. Padahal menurut gue dan Noh Sa Yeon (yep kita sependapat), pasangan nggak perlu bantu teman kita karena teman kita bisa cari cara untuk makan. Semisal dia kesulitan nggak bisa makan salah satu side dish, dia pasti akan makan side dish lainnya ð Kasarnya, nggak usah sok jadi pahlawan kesiangan yang takutnya buat salah paham. Wk. Jealous much, eh? ð entah~lah. Membayangkan si kesayangan melakukan hal itu membuat kepala gue meledak ðĪŊðĪĢ
Si kesayangan bilang kalau dia nggak masalah semisal gue bantu teman baik pria dia ambilkan makanan yang memang teman baik dia nggak bisa ambil sebab dia percaya sama gue kalau gue nggak akan ada rasa sama teman baiknya ~ Namun menurut gue, ini bukan persoalan ada rasa atau nggak, tapi lebih ke chance salah paham. Segala bentuk perlakuan kita pada seseorang bisa menyebabkan salah paham, baik itu pada pasangan atau pada penerima bantuan. Makanya kita perlu hati-hati dalam bersikap ð Dan gue sebagai wanita, nggak rela lihat pasangan gue terlalu baik ke lawan jenis, karena segala sesuatu butuh batasan ðĪŠ
Pendapat teman-teman bagaimana? Okay atau not okay? Share yours! ð
Today, I released a new label so called THIS OR THAT which was inspired by debate session between Korean variety show members ð And, actually the topic of this debate has often been discussed in many variety shows such as Running Man, Five Brothers, Ugly Ducking and so on ð Why did I wanna talk about it? Because me and my man are interested in giving opinions on every question that is thrown, and we think, it's also fun to know your thoughts ð
So, today's question is quite simple, the story began with ð we go out to eat with our beloved partner (boyfriend / girlfriend / wife / husband) and good friend who are the same gender as us (but our friend isn't close with our partner) to a Korean restaurant where Korean eating habit is share side dishes on the table ~ Then, at one time, our friend found it difficult to take a side dish because our friend couldn't use chopsticks. As a result, our partner helps our friend to take food with chopsticks and place it in our friend's bowl. What do you think, guys? What if your partner help your friend just like that, do you feel okay or not okay? ðĪĢ
If I could be honest, my answer is not okay ð I will be surprised if my man suddenly give food for my friend in front of my face haha. Maybe after eating, I will have a cold war with my man ð And this is how Noh Sa Yeon (a legendary singer in Korea) felt when she found her husband was helping her friend to get the food. Can you imagine? Noh Sa Yeon is almost sixty years old, but she still clearly remembers the incident and keep talking about it until now ðĪĢ that's why, I can relate to her, if my man does the same thing, I will never forget it until the end of life ð
However, according to Noh Sa Yeon's husband, it's okay to help despite gender differences ðĨī Even though in my opinion and Noh Sa Yeon's opinion (yep we have same opinion), our partner doesn't need to help our friend because our friend can find ways to eat. If our friend is having trouble and can not eat one side dish, our friend will definitely eat the other side dish that they can ð Roughly speaking, our partner doesn't have to pretend to be a hero by helping our friend because it will causing a misunderstanding. LOL. Jealous much? ð I don't know. I just imagining my man doing such a thing and it makes my head explode ðĪŊðĪĢ
I asked this question to my man and he is okay if I help his friend to get food because he knows, I won't develop any feeling to his friend ð But for me, this isn't a matter of having feeling or not, but rather the chance of misunderstanding. Because, all of our behaviours to someone can cause misunderstanding, either to our partner or to the recipient of our helps. It means, we have to be careful with our attitude and behave well ð And as a woman, I don't want to see my man being too kind to the opposite gender, because everything needs boundaries ðĪŠ
How about you, guys? Okay or not okay? Share yours! ð
So, today's question is quite simple, the story began with ð we go out to eat with our beloved partner (boyfriend / girlfriend / wife / husband) and good friend who are the same gender as us (but our friend isn't close with our partner) to a Korean restaurant where Korean eating habit is share side dishes on the table ~ Then, at one time, our friend found it difficult to take a side dish because our friend couldn't use chopsticks. As a result, our partner helps our friend to take food with chopsticks and place it in our friend's bowl. What do you think, guys? What if your partner help your friend just like that, do you feel okay or not okay? ðĪĢ
If I could be honest, my answer is not okay ð I will be surprised if my man suddenly give food for my friend in front of my face haha. Maybe after eating, I will have a cold war with my man ð And this is how Noh Sa Yeon (a legendary singer in Korea) felt when she found her husband was helping her friend to get the food. Can you imagine? Noh Sa Yeon is almost sixty years old, but she still clearly remembers the incident and keep talking about it until now ðĪĢ that's why, I can relate to her, if my man does the same thing, I will never forget it until the end of life ð
However, according to Noh Sa Yeon's husband, it's okay to help despite gender differences ðĨī Even though in my opinion and Noh Sa Yeon's opinion (yep we have same opinion), our partner doesn't need to help our friend because our friend can find ways to eat. If our friend is having trouble and can not eat one side dish, our friend will definitely eat the other side dish that they can ð Roughly speaking, our partner doesn't have to pretend to be a hero by helping our friend because it will causing a misunderstanding. LOL. Jealous much? ð I don't know. I just imagining my man doing such a thing and it makes my head explode ðĪŊðĪĢ
I asked this question to my man and he is okay if I help his friend to get food because he knows, I won't develop any feeling to his friend ð But for me, this isn't a matter of having feeling or not, but rather the chance of misunderstanding. Because, all of our behaviours to someone can cause misunderstanding, either to our partner or to the recipient of our helps. It means, we have to be careful with our attitude and behave well ð And as a woman, I don't want to see my man being too kind to the opposite gender, because everything needs boundaries ðĪŠ
How about you, guys? Okay or not okay? Share yours! ð
ėĪëė íęĩ ėëĨ ë§īëē ėŽėīėė ėę°ė ėŧėī ė ëžëēĻė ë§ëĪęģ THIS AND THATėīëžęģ ėīëĶëķėėīė ð ėŽėĪ ėīë° ėĢžė ë ë°ëë§Ļėīë ęīīíí 5íė , ëŊļėīėĪëĶŽėëž ëąėėë ėėĢž ëėėėīė ð ė ë ė ėīęēė ëíīė ë§íęģ ėķėęđė? ę·ļęąī ė ė ëīëĻėę° ëŠĻë ė§ëŽļė ëĩíëë° íĨëŊļę° ėėęļ° ëëŽļė ėŽëŽëķė ėę°ė ėėëģīëęēë ėŽë°ėęē ę°ėėīė ð
ėĪë ė§ëŽļė ę°ëĻíë°, ėīėžęļ°ë ėŽęļ°ėëķí° ėėëė ð ė°ëĶŽę° ėŽëíë ííļëė ėėŽëĨž íëŽ ëę°ė(ëĻėđ/ėŽėđ/ëĻíļ/ėëī) ę·ļëĶŽęģ ė°ëĶŽė ę°ė ėąëģė ėđęĩŽ(ííļëėë ę°ęđė§ ėė)ė ėėė ęģĩė íë íęĩė ėėĩęīė ę°ė§ íęĩėëđėžëĄ ę°ė ~ ę·ļëŽëĪ íëē ėđęĩŽę° ė ę°ë―ė§ėī ėíīëŽė ë°ė°Žė ė§ęļ° íëĪėīė. ęē°ęĩ ííļëę° ė ę°ë―ėžëĄ ë°ė°Žė§ëęąļ ëėėĪė ę·ļëĶė ëīėėĪė. ėŽëŽëķė ėīëŧęē ėę°íėļė? ėŽëŽëķė ííļëę° ėđęĩŽëĨž ëėėĪëĪëĐī ęīė°Ūėę°ė? ėëëĐī ėęīė°Ūėę°ė? ðĪĢ
ė ë ėė§í ë§íīė ėęīė°Ūėė ð ė ëėėė ëīëĻėę° ëī ėđęĩŽėęē ėėė ėĪëĪëĐī ė ë ëëęą°ėė haha. ėë§ ëĪ ëĻđęģ ëė ëīëĻėė ëė ė ėėí ęą° ę°ėė ð ę·ļëĶŽęģ ėīęē ë ļėŽė°ėĻ(íęĩė ę°ė)ę° ę·ļë ė ëĻíļėī ėđęĩŽėęē ėėė ėĪŽė ë ëë ę°ė ėīėė. ėėėī ëėļė? ë ļėŽė°ėĻë ęą°ė 60ėļę° ëŽëë° ėė§ ę·ļ ëđėëĨž ė íí ęļ°ėĩíęģ ęģė ėīėžęļ°íīė ðĪĢ ę·ļëė ė ë ęą°ęļ°ė ęģĩę°í ė ėęģ ëīëĻėę° ëę°ėī ę·ļë°ëĪëĐī ė ë íė ėėīëēëĶŽė§ ėė ęą°ėė ð
íė§ë§ ë ļėŽė°ėĻ ëĻíļė ë§ė ë°ëĨīëĐī ėąëģėī ëŽëžë ëėėĪ ė ėëĪęģ íīė ðĨī ė ė ë ļėŽė°ėĻë (ëĪ ė ė ę°ė ėęēŽėīėė) ííļëę° ėđęĩŽëĨž ëėėĪ íėę° ėëĪęģ ėę°íëë°ë ë§ėīėė. ėđęĩŽę° ėėė ë§ė ë°Đëēė ė°ūėęēėīęļ° ëëŽļėīėĢ . ėđęĩŽę° ë°ė°Žė ëĻđëë° ëŽļė ę° ėëĪëĐī ėđęĩŽë ëĪëĨļęąļ ëĻđėžëĐī ëė ð ëĪėë§íī ė°ëĶŽ ííļëë ëī ėđęĩŽëĨž ëėė ėė ėī ë íėę° ėëĪëęą°ėė. ę·ļęē ėĪíīëĨž ëķëŽėŽ ė ėėėė. LOL. ė§íŽëėĢ ? ð ė ë ëŠĻëĨīęē ėīė. ëīëĻėę° ę·ļë°ęēė íëĪë ėėë§ėžëĄ ëŊļėģëēëĶīęą°ę°ėė ðĪŊðĪĢ
ëīëĻėėęēë ëę°ė ė§ëŽļė íęģ ę·ļë ęīė°ŪëĪęģ íėīė ėëëĐī ė ė ę·ļė ėđęĩŽę° ėëŽī ëë ëŠŧë°ė ęąļ ėęģ ėęļ° ëëŽļėīėė ð íė§ë§ ė ėęēë ëëėī ėęļ°ęģ ėėęļ°ęģ ė ëŽļė ę° ėëėė. ėĪíīė ėė§ę° ėëĪëęą°ėĢ . ėëëĐī ė ė ëŠĻë íëė ííļëë ėëë ëęĩ°ę°ėęē ėĪíīę° ë ė ėęļ° ëëŽļėīėė. íëęą°ė§ëĨž ėĄ°ėŽíīėžëëĪë ėëŊļėė ð ę·ļëĶŽęģ ėŽėëĄėĻ ëīëĻėę° ėīėąėęē ëëŽī ėđė í ëŠĻėĩė ëģīęģ ėķė§ ėėė. ëŠĻë ęēė ė ėī íėíęļ° ëëŽļėīėė ðĪŠ
ėŽëŽëķė ėīë ėļė? Okay or not okay? ęģĩė íīėĢžėļė! ð
ėĪë ė§ëŽļė ę°ëĻíë°, ėīėžęļ°ë ėŽęļ°ėëķí° ėėëė ð ė°ëĶŽę° ėŽëíë ííļëė ėėŽëĨž íëŽ ëę°ė(ëĻėđ/ėŽėđ/ëĻíļ/ėëī) ę·ļëĶŽęģ ė°ëĶŽė ę°ė ėąëģė ėđęĩŽ(ííļëėë ę°ęđė§ ėė)ė ėėė ęģĩė íë íęĩė ėėĩęīė ę°ė§ íęĩėëđėžëĄ ę°ė ~ ę·ļëŽëĪ íëē ėđęĩŽę° ė ę°ë―ė§ėī ėíīëŽė ë°ė°Žė ė§ęļ° íëĪėīė. ęē°ęĩ ííļëę° ė ę°ë―ėžëĄ ë°ė°Žė§ëęąļ ëėėĪė ę·ļëĶė ëīėėĪė. ėŽëŽëķė ėīëŧęē ėę°íėļė? ėŽëŽëķė ííļëę° ėđęĩŽëĨž ëėėĪëĪëĐī ęīė°Ūėę°ė? ėëëĐī ėęīė°Ūėę°ė? ðĪĢ
ė ë ėė§í ë§íīė ėęīė°Ūėė ð ė ëėėė ëīëĻėę° ëī ėđęĩŽėęē ėėė ėĪëĪëĐī ė ë ëëęą°ėė haha. ėë§ ëĪ ëĻđęģ ëė ëīëĻėė ëė ė ėėí ęą° ę°ėė ð ę·ļëĶŽęģ ėīęē ë ļėŽė°ėĻ(íęĩė ę°ė)ę° ę·ļë ė ëĻíļėī ėđęĩŽėęē ėėė ėĪŽė ë ëë ę°ė ėīėė. ėėėī ëėļė? ë ļėŽė°ėĻë ęą°ė 60ėļę° ëŽëë° ėė§ ę·ļ ëđėëĨž ė íí ęļ°ėĩíęģ ęģė ėīėžęļ°íīė ðĪĢ ę·ļëė ė ë ęą°ęļ°ė ęģĩę°í ė ėęģ ëīëĻėę° ëę°ėī ę·ļë°ëĪëĐī ė ë íė ėėīëēëĶŽė§ ėė ęą°ėė ð
íė§ë§ ë ļėŽė°ėĻ ëĻíļė ë§ė ë°ëĨīëĐī ėąëģėī ëŽëžë ëėėĪ ė ėëĪęģ íīė ðĨī ė ė ë ļėŽė°ėĻë (ëĪ ė ė ę°ė ėęēŽėīėė) ííļëę° ėđęĩŽëĨž ëėėĪ íėę° ėëĪęģ ėę°íëë°ë ë§ėīėė. ėđęĩŽę° ėėė ë§ė ë°Đëēė ė°ūėęēėīęļ° ëëŽļėīėĢ . ėđęĩŽę° ë°ė°Žė ëĻđëë° ëŽļė ę° ėëĪëĐī ėđęĩŽë ëĪëĨļęąļ ëĻđėžëĐī ëė ð ëĪėë§íī ė°ëĶŽ ííļëë ëī ėđęĩŽëĨž ëėė ėė ėī ë íėę° ėëĪëęą°ėė. ę·ļęē ėĪíīëĨž ëķëŽėŽ ė ėėėė. LOL. ė§íŽëėĢ ? ð ė ë ëŠĻëĨīęē ėīė. ëīëĻėę° ę·ļë°ęēė íëĪë ėėë§ėžëĄ ëŊļėģëēëĶīęą°ę°ėė ðĪŊðĪĢ
ëīëĻėėęēë ëę°ė ė§ëŽļė íęģ ę·ļë ęīė°ŪëĪęģ íėīė ėëëĐī ė ė ę·ļė ėđęĩŽę° ėëŽī ëë ëŠŧë°ė ęąļ ėęģ ėęļ° ëëŽļėīėė ð íė§ë§ ė ėęēë ëëėī ėęļ°ęģ ėėęļ°ęģ ė ëŽļė ę° ėëėė. ėĪíīė ėė§ę° ėëĪëęą°ėĢ . ėëëĐī ė ė ëŠĻë íëė ííļëë ėëë ëęĩ°ę°ėęē ėĪíīę° ë ė ėęļ° ëëŽļėīėė. íëęą°ė§ëĨž ėĄ°ėŽíīėžëëĪë ėëŊļėė ð ę·ļëĶŽęģ ėŽėëĄėĻ ëīëĻėę° ėīėąėęē ëëŽī ėđė í ëŠĻėĩė ëģīęģ ėķė§ ėėė. ëŠĻë ęēė ė ėī íėíęļ° ëëŽļėīėė ðĪŠ
ėŽëŽëķė ėīë ėļė? Okay or not okay? ęģĩė íīėĢžėļė! ð
HAHAHAHAHAHA
ReplyDeletemaap aku ngakak dulu kak Eno ððð
Pas baca ini aku jadi senyam senyum sendiri gituu ngebayangin kak Eno mukanya dingin ke si kesayangan karena liat si kesayangan naro side dish di atas mangkok nasi temen lawan jenis. Terus apalagi sambil bilang "Ini makan yang banyak" kaya di drama-drama Korea. ððð
Hmmmm aku jadi ngebayangin jugaaaa....Kayanya untuk saat ini sih suami kaga pernah ngelakuin hal kaya gituu ke temen lawan jenis. Tapi kayanya aku tipe yang never mind deh kalaupun dia begitu... Karena kan tau kalau dia dan temen itu ga ada apa-apa.
Soalnya pernah saat dulu jaman pacaran, dia kan dosen pembimbingnya sama dengan temen cewe satu lab dia, yang juga temen aku juga... Nah terus karena harus bimbingan skripsi ke rumah dosen nan jauh di mato, temen cewe tersebut minta tolong suami buat boncengan ke rumah dosen pembimbing gitu... Saat itu sih aku ga masalah. Meski emg ada sedikit rasa ganjel di hati wkwkw tapi ya ga masalah sih karena percaya mereka kan ke sana emg buat bimbingan bukan buat selingkuh hehehe
Hahahaha, kalau sampai berkata, "Ini makan yang banyak." -- mungkin hari itu juga akan saya tinggal mba ~ bisa-bisanya bicara begitu ke wanita lain *eaakh* ðĪĢ drama kumbara hadir segera ð
DeleteWaduuuuh boncengan motor, mba? ð ganjal banget pastinya hahaha. To be honest, meski kita berusaha untuk nggak apa-apa, kita nggak bisa menutup ganjalan yang ada dan itu pula yang mungkin akan saya rasakan jika si kesayangan mendadak harus antar teman wanitanya ð
hihihi jadi lucu aku ngebanyanginnya. Kaya di drama-drama gitu ðð
DeleteIyaa boncengan motoor berduaaa >.< Pas si temen cewe minta ijin ke aku sih hmmm aku iya-iya aja. Tapi dalam hati berasa ganjal gimana gituuu. Cuma kan si temen ceweku ini juga sudah punya pacar dan pacarnya saat itu fine2 juga. Jadi aku pun fine2 juga HAHAHA #anaknya ikut orang
Tapi pernah sihhh aku ngerasa ga tentram banget pas dia kumpul reunian dgn temen SMA-nya dan di situ ada cinta pertamanya. Wah itu sih ga tentram banget pokoe diriku. Sebelum dia kumpul aku suruh dia untuk chat akuuu ngapaiiiin aja saat itu (saat itu sih kami masih pacaran). Pokonya posesifnya aku tuh jadi muncul karena kejadian ituu HAHAHA
Hooo sudah punya pacar dan mba kenal pacarnya, kalau begitu mungkin lain cerita meski tetap sihhhh saya akan panas membayangkan pasangan naik motor berboncengan dengan wanita lain hahahaha ðĪĢ untung sudah lewat yah, mba ~ jadi sekarang tinggal ketawa ð
DeleteSamaaaa mba, paling malas kalau ada pertemuan dengan cinta pertama! Untung si kesayangan jaman sekolah itu isinya lakik semua. Wk ð nggak kebayang reunian ada cinta pertamanya. Hadeeh ðĪĢ
Hahaha iya kak, jadi temen satu jurusan gitu dan sama-sama pacarnya juga satu jurusan. Jadi yaudadeh aku berusaha selow juga... Toh ga ada apa-apa di antara mereka hahaha Iya sudah lewat, cuma bisa ketawa-ketawa aja bayangin kejadian itu ððð
Deletewaaah kalau lakik semua biasanya kadang suka tuh ceng-ceng ke sekolah putri tetangga haha Di Jakarta tuh begitu. Temen-temenku yang anak Canisius (sekolah putra), suka gebet anak-anak Santa Ursula (sekolah putri). Jadi pacarannya lintas sekolah hahaha ðĪĢðĪĢðĪĢ
untunglah ya kak Eno si kesayangan ga ada cinta pertama di sekolah hehehe
Kalau sudah lewat bisa ketawa-ketawa ya, mba ðĪĢ Pas kejadian, lumayan panas dingin dibuatnya hahahahaha ~ Yep, biasanya lintas sekolah macam Canisius sama Santa Ursula atau Tarakanita sama Pangudi Luhur ð
DeleteMungkin ada tapi di luar sekolah, mba. Saya nggak pernah tanya ð
Ya ampuuuun baca ini aku lgs inget saat pacaran ekwkwkwkwkwk. Oke, kalo yg mba tanyakan di atas, jd si pasangan kita ngambilin pake sumpit makanan yg temen kita susah ambil sendiri Krn ga mahir pake sumpit yaaa? Aku hrs bayangin dulu Krn jujur jarang makan pake sumpit Ama temen2 :p.
ReplyDeleteKalo si pasangan ambilin makanannya pake sumpit dia, ke piring temenku, rasanya aku sebel sih. Baik amat lu hahahaha. Lgs curiga bisa2 ini si pasangan ada rasa ato gimana.
Tapiiiii, kalo si pasangan membantu temenku dengan nyodorin sendok ato piringnya diangkat, supaya LBH Deket ke temenku, aku ga masalah :p. Tp Krn pertanyaannya sumpit, jd masalah. Mungkin Krn sumpit itukan udh dipake Ama si pasangan ya. Trus dia bantu ambilin makanan, dan makananny dimakan temenku. Itu kok seperti membayangkan bekas bibir si pasangan di makan Ama si teman wkwkwkkwkwkwk . Beda cerita nya kalo pake sendok baru, itu gpp :p.
Aku prnh ngalamin yg agak mirip nih mba. Pas pacaran ma suamik. Jadiiii, aku , si suamik yg msh pacar dulu, dan sahabat dia (cowo), makan steak. Mejanya bunder gitu. Jd di sisiku ada pak suami dan si sahabat dia.
Naah steakku rada alot, ato bisa jd pisaunya yg tumpul. Sahabat pak suami ini udh srg jalan Ama kami, dan sikapnya udh santai aja. Dia kayaknya refleks bantu motongin dagingku, pake pisau dia. Dan aku seneng2 aja, trus lanjut makan. Sampe rumah, si pak suami lgs menyindir dengan semangat apa yg dilakuin Ama si sahabt barusan wkwkwkwkwk. Ya Allah aku ga nyangka dia cemburu :p. Krn buatku itu biasa aja .. tapi nth yaa kalo dibalik, bisa jd aku yg cemburu :D. Tp untungnya dia ga lama ngambeknya. Lagian kemudian dia bilang sih, sahabat dia itu memang baik ke siapa aja. Jd sbnrnya itu sikap wajar bgt kalo dtgnya dr dia :p.
Tapi sejak itu, aku LBH hati2 sih mba, kalo sdg jalan Ama temen2 pak suami. Jgn sampe ngelakuin yg bisa bikin suami jealous lagi :p
Naaaah, kalau kasih piring nggak masalah mba, tapi kalau bantu ambilkan makanan pakai sumpit yang pasangan gunakan terus dikasih makanannya ke mangkuk teman kita, itu rasanya ruarrrr biasa ðĪĢ
DeleteKalau kisah aslinya Noh Sa Yeon itu suaminya bantu teman wanita Noh Sa Yeon ambil kimchi daun, jadi suaminya bantu buka daunnya hahaha. Dan sampai sekarang persoalan itu masih dibahas ð jujur saya pribadi akan merasa itu adalah sebuah masalah apabila si kesayangan melakukannya. Mau niatnya hanya bantu, dan itu teman baik saya, tapi saya tetap merasa sebaiknya si kesayangan nggak usah jadi pahlawan kesiangan ðĪĢ
Ituuuu dia, yang pasangan mba Fanny rasakan persis bayangan saya. Well, saya akan cemburu kalau ada yang bantu pasangan saya potong steak hahahaha. Maunya biar saya saja yang bantu atau nggak usah makan steak sekalian ðĪŠ sometimes, hal kecil namun buat jealous bisa jadi pikiran soalnya. That's why better menghindarinya ð
Waduuuh, pertanyaan yg sulit kak Eno, though aku belum married sekalipunð. Kalau jawabannya in between boleh gak kak? wkwkwk.
ReplyDeleteSoalnya aku pikir sih fine-fine aja as long as temen aku itu bukan sekadar teman yg kenal di tempat kerja dan diajak makan bareng bertiga (atau lebih). Jadi, harus sudah dipastikan dia orang yg sangaat sangat aku (dan pasangan) kenal baik. Lain cerita kalau si temanku ini belum aku anggap close friend yg bener2 deket dan bisa dipercaya, jelas sih ini aku nggak akan okay kakð.
Boleh dong, mba Awl ð
DeleteJadi semua tergantung kedekatan yah, mba ð semisal masih dekat dan akrab plus kenal baik, berarti nggak masalah ~ namun kalau nggak kenal dekat dan nggak akrab akan jadi masalah ð
BIG NOOOOOO mbaaa, hahahaha, even aku belum pernah punya hubungan spesial, tapi jika suatu saat pasangan aku bantuin teman perempuan aku kayak story di atas, SAMA mba bakalan ada perang dingin dan akan aku ingat itu sepanjang hayat hahaha.
ReplyDeleteIdihh ngebayanginnya aja aku nggak mau, mungkin aku bakalan negative mulu sama dia wkwk "Jangan-jangan lu juga sering tebar pesona sama cewek lain".
Dan rasa aku itu juga nggak etis, hahaha pokoknya nggak mau, aku setuju sama mba nggak usah sok jadi pahlawan kesiangan. Aku team-nya mbaa ðð
Lastly, aku punya feeling kalau topik ini bakalan rame sama teman-teman bloggers (perempuan) lain yang bakal ngamuk hahaha.
Capslock jebol, mba? ðĪĢ hahahahaha. Perang dinginnya bisa sampai berhari-hari kemudian terus dibahas. Mungkin seperti Noh Sa Yeon, sudah hampir enam puluh tahun pun masih teringat jelas ð
DeleteSama mba, saya akan berpikir si kesayangan seperti sedang tebar pesona atau berusaha tampil baik di depan teman saya especially kalau mereka nggak kenal dekat. Lha kalau kenal dekat pun saya tetap nggak mau dia melakukan hal demikian. Karena bisa buat awkward suasana ð Wk. Iya mba Sovia, sepertinya tema ini lumayan rame terlihat dari komentar yang panas ðĪĢ butuh pasang AC sepertinya ðĪŠ
Wihh, seru sekali ada label baru di blog Kak Eno >.< Makin bervariasi deh isi blog kakak hihihi :D
ReplyDeleteKalau aku.. jawabannya juga NO >.< hatiku kok langsung panas ya bayanginnya! HAHAHA aku lebih ke jealousy sih #plakk, tapi aku juga setuju dengan Kak Sovia, rasanya nggak etis dilakukan seperti itu. Pokoknya segala sesuatu yang berhubungan dengan lawan jenis yang dapat menimbulkan empati berlebih, lebih baik dihindari karena memang ujung-ujungnya seperti yang Kak Eno bilang, bisa salah paham :')
Iya sayang, ujicoba label baru ceritanyah ð
DeleteHahahahahaha, kita panas sama-sama Lia. Cuma membayangkan saja sudah panas apalagi kejadian, mungkin rambut kita kebakar karena ledakan di kepala ðĪŠ well, kakak sama seperti Lia, tipe jealous untuk urusan seperti ini, karena menurut kakak itu memang nggak etis terlepas apapun alasannya ð eniho, terima kasih Lia sudah ikutan kasih pendapat. Semoga hal-hal seperti ini nggak kejadian di hidup kita ðð
Menurutku bagaimana ya? ð
ReplyDeleteJujur aku belum pernah makan bareng semeja sama lawan jenis dan sama istri gitu. Cuma kalo halal bihalal keluarga itukan kadang banyak makanan gitu, terus biasanya ada yang minta diambilkan makanan, misalnya bakwan atau gorengan gitu dan biasanya aku ambilkan sekalian piringnya sih.
Eh, tapi itu kan masih satu keluarga besar ya. Ntah kalo sama kenalan saja, sepertinya aku ngga berani apalagi kalo sama istri.ð
Kalau ambilkan sekalian piringnya nggak apa-apa mas, asal jangan diambil pakai sendok terus dikasih ke piringnya. Nanti bisa berabe kalau yang terima baper hahahaha. Eh tapi kalau keluarga besar mungkin beda, sebab statusnya saudara bukan strangers, kan ð
DeleteKalau sama kenalan jangan dilakukan sebaiknya hahahaha ðĪĢ
Artikel yang menarik mbak eno ðĪĢðĪĢ
ReplyDeleteKalau sekadar membantu sih kayak ga masalah dan sewajarnya saja. Tapi yaa jangan sering-sering...hahahaha
Tapi aku baca dari crita, kayaknya si kesayangan itu cuma refleks aja pengen bantu. Pas makan, eh lihat ada yg kesulitan. Alam bawah sadarnya langsung mrespon ingin bantu. Jadi yaa refleks bantu aja. Emang dasarnya suka bantu orang yang yg sedang mengalami kesulitan. Logikanya sih gitu. ðĪĢðĪĢ
Tapi kalau udah ngomong sama kaum hawa, jangan pakai logika kayak gitu, soalnya ga bakal diterima. Pasti tetap salah. Iyaa, tetap salah..!!!hahahaha
Yaa akhirnya terjadi kesalahpahaman dan berlanjut perang dingin...wkwkkwkwk
Kalau ada yg kesulitan lagi, mungkin kami akan diam saja. Bukannya kami tak mau bantu orang, tapi kami malas kalau sampai salah paham dan terjadi peranh dingin. Habisin tenaga. Biarkan tenaga kami untuk ngurusi hal yang lain saja...wkwkkwkw ðĪĢðĪĢ
Bisa jadi memang reflek mas kalau dengar cerita Noh Sa Yeon-nya hahaha. Tapi tetap nggak bisa diterima sama dia, sebab kalau begitu, nanti siapapun wanita yang kesusahan akan dibantu terus yang ada dia panas ð hahahaha. And I couldn't agree more with her ~ ð
DeleteNah betul kata mas Rivai, apapun itu akhirnya TETAP SALAH! Jadi jangan dilakukan, daripada perang dingin dan hubungan jadi taruhan ð semisal pun teman wanita saya kesulitan, better saya yang bantu daripada pasangan saya. Begitu pula saat teman pria pasangan kesulitan, better pasangan yang bantu daripada saya ðĪŠ
FIX! Aku jawab, NOT OKAY! Kesel dooong.. Maap aku capslock kak. Soalnya cewek gitu loh, lebih pake perasaan dari pada kebaikan, eh, haha..
ReplyDeleteKecualiiii.. Si pasangan kita ini nanya dulu gitu, atau apa yaa.. ah cowok mah emang gitu, kadang nggak paham sama perasaan cewek, beneran KZL loh kak, haha..
Wohoooo hahaha TOOSS, mba! ð
DeleteMemang perasaan selalu kebawa di mana-mana, yah ð tapi untuk kasus di atas lumayan susah diterima dengan logika. Kawatir banget jadi salah paham. Misal pun teman wanita kita nggak salah paham, tapi kitanya yang jadi merasa pasangan kok terlalu tebar pesona ðĪĢ
Mungkin cowoknya nggak ada rasa, cuma karena unsur chivalry gitu, tapi perasaan ceweknya kita nggak pernah tahu. Dan disini ada perasaan dua cewek which is akan cukup complicated.
ReplyDeleteSo better main aman saja ya cowok-cowok XD XD
Betuuul betuuul setuju sama mba Phebie, kalau kasusnya ada dua cewek better main aman dengan nggak usah bantu, hahahaha ð
DeleteAku kira ini segmen games baru, eh tapi emang jatuhnya kayak games tebak-tebakan ya ini wkwkwk
ReplyDeleteAduh, pertanyaan sulit dan menjebak ð jujur, sebetulnya aku pernah ada di posisi kayak gini, Mba Enoo. Jadiii waktu pacaran dulu, pasangan punya teman lawan jenis yang dia anggap sebagai "kakak" sendiri gitu. Mereka udah temanan lama sebelum ketemu sama aku jadi aku ya maklum-maklum ajalah. Ehhh, sampai suatu hari ada sebuah kejadian (aku lupa sih tepatnya gimana), yang membuatku jealous karena si pasangan seolah-olah memprioritaskan si "kakak perempuannya" ini daripada aku. Aslik, ini bikin aku panas dingin, wkwkwk aku nggak mau jadi pacar yang annoying kayak membatasi pertemanan pacar, tapi di salah satu sisi aku pengen si pacar lebih peka aja, karena sekarang dia udah punya cewek.
Balik ke pertanyaannya Mba Eno, ini kan situasinya si teman lawan jenis nggak kenal dekat dengan pasangan kita ya? Aku rasa gapapa sih kalau dia niatnya memang membantu, TAPIII ya jangan pake sumpit lo juga kali! ð panas juga, wkwkwkw lain cerita kalau si lawan jenis teman baiknya si pasangan, aduh kayak gitu gerah juga liatnya ðĪĢ
Tapi sepertinya hal-hal seperti ini memang harus dibicarakan baik-baik dengan pasangan, bahkan kalau bisa sebelum kejadian yang tidak diinginkan sudah happened lebih dulu. Supaya hubungan kita dengan si pasangan adem-adem dan nggak usah berantem karena hal yang nggak penting ð
Nice topic, Mba Eno! Hayukkk pertanyaan berikutnya! ð
Nyahahahaha, problematika kakak-adikan ini cukup menyebalkan sebetulnya dan banyak kejadian di dunia nyata ~ asli kalau membayangkan cerita mba Jane, saya ikutan panas dingin dibuatnya ðĪĢ nggak sanggup saya kalau sampai pasangan memprioritaskan si kakak tanpa ada alasan jelas atau hanya karena dia adalah kakak yang sudah dikenal jauh sebelum kenal kita. Ehyuuu, mungkin saya akan berpikir kalau saya nggak important ð
DeleteIntinya kasih piringnya saja ya mba hahahahaha, jangan pakai sumpit personal. Atau nggak usah dibantu sekalian. Well, meski mungkin saat lihat kejadian tersebut kita akan sok baik-baik saja, namun bisa dipastikan dalam hati kita geraaah ðð -- coba mba Jane tanya pasangan, kira-kira kalau mba Jane bantu temannya pasangan ambil sesuatu, apa yang bakal dia rasakan? ðĪĢ
Ditunggu pertanyaan berikutnya, mba ð
Hahahaa Mba Eno maap aku ketawa dulu ð
ReplyDeleteAku ga inget pernah ada di posisi begitu apa enggak haha, udah lama banget sejak terakhir punya kesayangan ð Tapi aku malah ingetnya dulu tiap sakit, perlu ke dokter atau ada perlu keluar malem, yang nganterin pacarnya sahabatku, mereka nge-date juga aku sering ikut, sampe sering diledekin pacar kedua ðð tapi syukurlah tidak pernah ada perasaan aneh-aneh dan sahabatku juga percaya pacarnya ga bakal naksir aku ð
Tapi mungkin bakal beda yaa kalo ke orang yang ga terlalu akrab kayak yang Mba Eno ceritain sih..
Kalo aku sendiri kayaknya bakal okay-okay aja seandainya ada di posisi seperti yang diceritain Mba Eno (atau di posisi sahabatku), tapi menarik juga sih insight Mba Eno soal ga bisa ngambil dish, dia akan ambil yang lain ga perlu dibantuin hahaha. Kadang ada juga yang malah kesel dibantuin karena merasa dianggap ga bisa *ini menunjuk diri sendiri hahaha* Jadi mungkin baiknya ditanya dulu kali yaa, perlu bantuan ga? Biar ada awareness dikit, ga langsung kaget tiba-tiba diambilin makanan hehehe
Mba Eno selalu menarik deh kalo ada topik baru ð
Huaaaa, itu sangat langka mba Eya, sebab saya ataupun circle saya jarang menemukannya hahaha. Saya padahal punya banyak teman wanita, tapi nggak ada satupun yang pernah minta pasangan mereka masing-masing untuk bantu saya atau saya minta pasangan saya bantu teman wanita saya ð mungkinkah kami ini parnoan semua? hahahahaha. Tapi kalau kasusnya sudah sama-sama percaya seperti mba Eya dan sahabat, mungkin memang nggak akan jadi soal, especially sudah bersahabat lama ð
DeleteNah setuju sama mba, baiknya tanya dulu, jangan tiba-tiba bantu, mana tau ada yang nggak mau dibantu, kan? ð hihihi ~ dan saya merasa better teman saya pilih makanan lain yang bisa dia ambil daripada memaksakan makanan yang nggak dia bisa ðĪĢ
Mba Enoooooo...
ReplyDeleteYaampun, ternyata semingguan ga sempat mampir ke sini udah banyak aja yang 'terjadi' ^^"
Syukurlah kalau mba Eno sudah balik lagi dengan tulisan2nya yang apa adanya dan otentik ini :)
Anyway, kalau si temen itu temennya saya, saya sih ga masalah kalau pasangan yang notabene ga kenal2 banget bantuin ngambilin makanan buat si temen itu. Karena lebih mudah buat positive thinking. Baru kenal gitu, kan. Posthink aja emang niatnya membantu... hehe.
Tapi kalau temen yg se-gender sm saya itu temennya pasangan, kayaknya saya akan curiga dan abis itu langsung protes! Karena ya iya masa perhatian banget bahkan saat lagi sama pasangan sendiri. Heuheu. Kalau emang pengen nolongin, minta saya buat nolongin aja. Saya sebagai pasangan kan jadi lebih merasa dihargai, gitu... Huehehehe
Mba Hichaaa, holaaa! How are you, mba? ð
DeleteBy the way agree sama mba, better minta tolong mba ambilkan daripada pasangan yang ambilkan. Rasanya lebih fair, meski aneh juga kenapa pasangan minta ambilkan itu artinya dia memperhatikan teman kita, ya nggak? ð hahahahaha. Kalau sudah begini jadi ingat jawaban sohibul saya, dia bilang, "Sudah nggak usah makan di resto Korea makanya." -- kelar masalah ðĪĢ Wk.
sepanjang baca ini mesem terus aku hehehe ahaha
ReplyDeletenah tuh dia mbak, kalau bantuin temenku misal nih, atau temen dia, mungkin menurut pasangan hal wajar, etapi siapa tahu yang minta tolong ambilin justru BAPER dong, kan kan kan, kesel ga tuh kita hehehe
kadang ada orang yang begitu soalnya mba, "pasangannya si A baik bener, manis bener perlakuannya", kan gimanahhh gitu
kalau aku sendiri karena seringnya makan ruame ruame jadi cuman bilang "ehh tolong ambilkan piring itu", entah siapa yang ngambilin, malah ada waktu itu acara kumpul kumpul sama temen, ada yang bawa istrinya juga. Mungkin karena temenku koplak semua ya, jadi kalau ambil piring aja ya malah "nyoh nyoh iku" macam dilempar kali ya hahaha
Wahahaha iya mba, yang jadi masalah kalau yang menerima keikut baper, bisa berabe, kan ð dan setuju sama mba, ada bangetttt yang begitu, "Ih pasangan si A baik banget ternyata. Ramah!" ðĪĢ
DeleteMemang paling enak makan menu Indonesia, nggak usah ribet dan nggak akan drama nggak bisa pakai sumpit segala hahahahahaha ð tinggal geser piringnya saja seperti teman mba ~ ð
Ini sih jelas "big no" ya, Kak! Saya jg sependapat sama alasan dari Kak Cream, malah mungkin ngambeknya bisa lebih awet sampai berhari-hari, hahahaha.
ReplyDeleteTapi karena ini masalah "perbedaan pendapat", ada baiknya sih kalau udah pernah kejadian mending dijadikan pelajaran aja buat masing-masing pasangan. Jadinya bisa nambah ilmu lg tentang apa yg disukai & nggak disukai pasangan.
Tapi, kalau udah tau pun masih tetep dilakuin, itu sih sengaja mau ngajak perang namanya! ðĨ
Lamaaa ugha mba sampai berhari-hari hahaha, tapi memang hal begitu bisa kebayang terus, nggak heran kalau Noh Sa Yeon masih mengingat kejadian itu dengan jelas sampai puluhan tahun lamanya ð
DeleteAgree, ada baiknya jadi bahan pembelajaran agar nggak terulang dihari kemudian, dan lebih jelas ke pasangan, maunya bagaimana perlakuannya. Bagian mana yang oke dan bagian mana yang nggak ð
kalo gue sih okay
ReplyDeletesama seperti tanggapan pasangannya, ka eno
apa karena laki ya?
yaudah gitu. enggak mau membesar-besarkan masalah. santai aja.
agak kurang cocok kali ya gue nulis seperti ini. jatuhnya jadi membedakan gender tertentu
ngomong begini karena pernah kejadian juga sih, sama mantan ya kalo pasangan suami-istri belum, dia bantu temen gue. ya yaudah.
di dalam hati paling ngebatin,
"tuh kan, gue enggak salah pilih. yang gue pilih beneran orang baik"
gitu sik
kalo gue
Hahahahaha nggak bedakan gender, tapi laki memang mostly begitu yah, lebih nggak peduli dan nggak ambil pusing ð atau maybe kepedean kalau pasangannya akan tetap pilih dia dibanding temannya ðĪĢ
DeleteWah pikirannya beda ternyata, mas ð justru dianggap baik yah. I see, saya jadi dapat sudut pandang baru dari mas Fauzi, thank you mas! ð
Kalau pertanyaannya itu, jawaban saya tidak masalah. Tidak masalah selama ada teritori yang tidak dilanggar. Misalnya, pas dibantu kasih makan si teman ini sengaja pegang atau sentuh tangan pasangan. Atau, lagi-lagi (klise) dari tatapan. Selama biasa-biasa saja sih tidak masalah. Kalau memang teman yang diajak itu teman dekat, pasti taulah teritori yang tidak boleh ia langgar. Kecuali kalo temannya ini memang berengsek ð
ReplyDeleteHadooooh saya jadi panas membayangkannya hahahahah. Sudah dibantu terus pegang dan sentuh tangan, yang ada saya getok tangannya pakai sumpit atau sendok sekalian ðĪĢ hahahahahaha ~
DeleteIya mas, tapi ada baiknya mencegah dan hati-hati, kadang teman pun bisa menyakiti kalau dikasih celah (ini saya yang parno kayaknya) ð
Oke-oke aja. Enggak suka mendramatisasi pertolongan semacam itu. Cuma diambilkan makanan. Bukan bentuk perhatian khusus. Toh, saya bisa membaca bahasa tubuhnya.
ReplyDeleteTapi saat saya usia 17-19 pernah sih cemburu karena pacar ditolong teman saya (lupa konteksnya apa) dan mengucapkan makasihnya rada lebay atau cenderung genit.
Enggak bisa dimungkiri sih bahwa hal-hal sepele begitu bisa bikin salah paham. Haha.
Hahahaha, betul mas Yoga, hal kecil begitu kadang bisa buat salah paham. Makanya saya better nggak usah dilakukan sekalian daripada jadi berantem akhirnya meski niatnya hanya membantu saja ðĪĢ
DeleteDuuuuh membayangkannya pun bisa buat panas kepala ðĪŊð
Topik menarik, saya pun ingin mengeluarkan pendapat dan berkomentar. Berhubung belum pernah makan di resto korea, saya menjawabnya berdasarkan keadaan di indonesia.
ReplyDeleteYang saya perhatikan adalah bagaimana cara menolongnya. Kalo pasangan saya bantu mengambilkan makanan pake sumpit dan diletakkan di atas piring teman saya, maka jawabannya adalah big NO. Itu terlalu personal. Memangnya harus sedemikiannya untuk menolong orang lain. Bagi saya itu adalah perhatian berlebihan.
Kalo mau nolong juga, cukup dekatkan piring hidangannya ke teman saya. Biar dia ngambil sendiri buat ditaruh di piring.
Lagian, sebelum nolong temen saya, logikanya teman saya ngomong dulu dong kalo dia pengen side dish tersebut. Kalo pasangan saya peka tanpa diomongin, berarti dia perhatian banget ke teman saya.
Kalo sampai kejadian di depan mata, saya bahkan langsung ngomong di tempat kalo saya ngga terima. Ngga usah nunggu nanti.
Setuju mba, itu terlalu berlebihan, kayak nggak ada cara lain saja untuk bantu teman ðĪĢ nggak usah dibantu, mereka bisa cari makanan lain menurut saya ð atau request sendok dan garpu sekalian ð
DeleteDan iya, semisal teman minta tolong diambilkan, pasti akan saya bantu ambilkan, however kalau pasangan tiba-tiba bantu padahal nggak diminta, ketauan banget pasangan lagi memperhatikan ð
Terima kasih untuk POV-nya, mba Nisa ð
Wah ngebayangin nya aja udah bikin Mba Eno sebel yaa ðĪĢ Hehehe..
ReplyDeleteAku ga tau sih Mba klo suami bersikap gt aku bakal gimana responny ð Blm kebayang aja, soalnya selama ini suami tipe mager yg ribet2 gt. Jngan kan ngambil buat orang lain, ngambil buat diri sendiri klo bisa diambilin orang mending diambilin orang. Hehehe ðĪĢ
Mantap itu mba prinsipnya pasangan mba ðĪĢ
DeleteSelagi bisa diambilkan orang better diambilkan orang. hahahaha ð semacam kalau ada yang mudah kenapa harus ambil yang susah ð
Mbaa... aku suka label baru di blog mba ini hhhaa. Topik pertama tapi sudah mengundang hawa-hawa panas yaaa hhhaa.
ReplyDeleteKalau sih NO. Meskipun tidak ada maksud lain selain membantu, bagi aku itu tetap bukan hal yang bisa di lakukan ke kita. Karena bukan cuma kita yang merasa ga nyaman, kalau misalnya tiba-tiba ada orang lain yg kenal kita dan lihat itu.. Wah... bisa jadi gosip ð Jadi lebih baik tidak usah coba-coba bermain api. Sepertinya bisa ada cara lain yg di lakukan, misalnya mendekatkan piring ke tempat teman kita daripada menaruh makanannya langsung di piringnya dia.
Panas bangetttt, mba ðĪĢ hahahaha.
DeleteSetuju sama mba Devina, bisa mengundang gosip dan salah paham. Jadi nggak usah cari-cari perkara apalagi di luar yang kemungkinan besar bisa ketemu sama orang lain yang juga kita kenal ð
Memang paling aman geser piringnya, yah ð
kalau membantu untuk kelompok semisal untuk beberapa orang si okay aja
ReplyDeletetapi kalau personal apalagi lawan jenis ya rasanya kok gimana gitu
lebih ke engga etis aja mbak
Yep mas, menurut saya juga nggak etis dilakukan ð
DeleteHehehe... Menarik ini pertanyaannya. Kalau makan ala Korea, Tiongkok, atau Jepang pakai sumpit terus ditaruh di piring orang itu, menurut saya itu gestur yang lumayan intim, Mbak. Saya mesti bakal cemburu itu. Kalau diperhatikan, biasanya itu cuma dilakukan pada orang yang memang sangat dekat, misal orangtua, adik/kakak, atau pasangan.
ReplyDeleteTapi kalau dalam konteks lagi makan makanan padang terus minta tolong ambilin piring berisi rendang, misalnya, itu sih nggak masalah, asal nggak sekalian ambilin daging rendangnya terus ditaruh di piring orang itu, apalagi sampai disuapin. Hahahaha...
Iya mas, menurut saya itu termasuk intim meski tujuannya membantu hahahahaha. Dan kalau dia lakukan itu berarti dia perhatian sama teman yang kesulitan, alias dia terus melihat gerak-gerik teman ðĪĢ
DeleteNah kalau makan Padang beda, apalagi cuma bantu ambil piring, asal jangan seperti yang mas bilang, dikasih dagingnya or disuapkan ðĪŠ
Hahahah.. sek2 tak ketawa dlu mba.
ReplyDeleteAduh kalau saya gimana yah mba.. berhubung belum pernah punya menjalin hubungan spesial. Tapi saya sering nimbrung makan bareng sama orang yg berpasangan. *agak miris emnk.. hehe
Karena emnk udah tabiat bersifat agak keibuan *well kebanyakan circle saya bilang kaya gitu ke saya..
Jadi saya sering ngmbilin nasi ke piring mereka, lauk2nya, ngbantuin ceweknya masak atau malah semisal saya lagi makan cilok. Terus semisal mereka mau yah saya suapinin ke mulut mereka mau yg cewe mau yg cowo kadang nggk pernah mikir perasaan si cowok gimana... dan semenjak baca tulisan mba.. saya jadi sadar...
Hahahahaha, silakan ketawa mas ðĪĢ
DeleteBeuuuh semoga teman mas yang pacarnya mas kasih makan nggak cemburu yaaah ð tapi sebaiknya lihat-lihat ugha, takut nanti cowoknya kesal diam-diam meski di depan mas baik-baik saja ð --- eniho, semoga mas Bayu bisa segera ketemu pasangan yang terbaik untuk mas ð
Kalo saya sih ngga masalah mba Eno kalo pun pasangan saya begitu, karena agaknya hal itu lumrah, saling membantu.
ReplyDeleteLebih lagi karena hal itu tidak mungkin terjadi juga buat saya wkwkw. Saya ngga mungkin bawa temen cowo ketika makan sama pasangan saya, kasian dia jadi obat nyamuk, terus juga doi tuh pendiem, jangankan bantuin oranh ngambil makan, ngomong aja seperlunya aja sama yg baru dikenal.
Hahahaha, memang sebaiknya nggak usah bawa teman kalau makan sama pasangan mas. Itu adalah jalan yang paling tepat ðĪĢ karena nggak ada chance pasangan melakukan sesuatu yang kita nggak suka, dan kita pun nggak jadi kepanasan ðĪŠ hehehe.
DeleteLucu ya kak eno ceritanya. Salam kenal kak, semoga kakak menjadi inspirasi saya dalam menulis Terima kasih.
ReplyDeleteSalam kenal mas Andy Eko ðð semangat menulisnya yaaah ~
DeleteKalau aku mungkin langsung noyor kepala suami pake sumpit, Mbak Eno. Bisa-bisanya bantuin ambil side dish ke temen cewekku, padahal istrinya sendiri gak pernah diambilin ððð.
ReplyDeleteBtw, aku setuju, Mbak. Daripada bikin pasangan gak nyaman dan salah paham, mending aku biarin aja temen beda gender yang gak bisa ambil side dish pake sumpit. Kalau gak bisa, biarin doi minta sendok, garpu, tongs, atau apa aja yang bisa bantu dia ambil makanan ke pelayan restorannya.ð
Hahahahaha itu justru tambah buat jengkel, mas Roem nggak pernah dibantu ambil makanan, eh justru bantu orang hahahaha. Tapi toyor pakai sumpit lumayan sakit itu, mba. Bisa benjol kepala ðĪĢ
DeleteTOOOOOSSS mba, biarkan dia usaha sendiri mau makan pakai tools lain, atau cari menu yang lebih gampang kalau yang dipilih ternyata susah ðĪŠ lagipula di resto bisa minta garpu, kan ð
kalau case-nya begitu (ngambilin pake sumpit), i'm not okay with that..
ReplyDeletetapi kalau disesuaikan kearifan lokal, misal kesulitan ngambil makanan karena jauh, dan pasangan kita posisinya lebih deket sama makanan itu dan ngasih ke dia (ngasih sama piringnya -misal makanan padang) saya sih ngga masalah.. dan pasangan juga nggak masalah sih rasanya kalau berlaku sebaliknya.
Saya sepertinya juga nggak akan masalah kalau cuma kasih piring, mas ~ yang jadi masalah kalau diambilkan pakai sumpit atau sendok terus ditaruh ke piring teman kita, hhahahahaha. Panas rasanya ðĪĢ
DeleteSetuju Mbak, kejadian kayak gitu bisa bikin salah paham.
ReplyDeleteOke lah kita nganggapnya biasa aja.
Tapi yang nerima bantuan bisa aja baper atau pasangannya yang kesel.
Iya mas, bisa dan kemungkinan besar pasti baper, mas ð
DeleteJadi baiknya kita jaga sikap dan tau batasan hehehehehe.
hahahaha, ini pertanyaan bikin pengen ngegas jawabnya say.
ReplyDeleteTapi setelah membaca komen-okomen teman lainnya, saya tahan ngegasnya, saya jawabnya tergantung :D
Kalau belom nikah?
Silahkan sih ya, bahkan jujur dulu saya suka banget nyuruh-nyuruh si pacar anterin pulang teman-teman saya ke rumahnya, boncengan pula sodarah!
Untungnya saya nggak pernah ditikung teman (nggak tahu juga sih, kalau di belakang saya, hahaha).
Setelah menikah?
Dia bantuin teman saya?
Kalau keadaannya di awal 5 tahun pernikahan saya, it's OK sih ya.
Toh juga cuman bantuin ambilin pake sumpit kan, dan dia lakukan di depan saya.
Nggak masalah sebenarnya.
NAMUUUNNN.....!!!
Mulai ngegasnya, hahaha.
Di atas 5 tahun pernikahan saya?
BIG NO!!!! NO!!!! NO!!!!
Ngegas banget saya tuh!
Tapi saya merasa lebih baik loh Eno, membaca pikiran Eno kayak di atas, di mana dalam pandangan saya pribadi, kalau apa yang suami penyanyi itu lakukan masih dalam batas norma yang normal sih menurut saya.
Saya malah senang aja kalau teman saya dibantuin suami saya seperti itu (saya anaknya bebas sebenarnya *tsah!)
Apa kabar ya, jika wanita-wanita pernah berada di posisi saya.
Lagi LDMan sama suami, sengaja LDMan karena masing-masing berusaha untuk cari duit buat lunasin hutang yang dia sembunyikan, lalu nggak sanggup dia bayar.
Dan di saat saya di rumah ortu sibuk ngerayu bapak meminta tolong dipinjamin duit biar hutang di bank lunas, kami nggak perlu bayar bunga, cukup cicil ke bapak tanpa bunga.
tebak apa yang dia lakukan?
DIA CHATING AMA MANTAN PACARNYA!
DIA MENGELUHKAN KEKURANGAN SAYA, SAMA MANTANNYA.
DIA INTENS BERCAKAP-CAKAP DI CHATINGAN SAMA MANTANNYA.
Dan sama sekali nggak pernah lagi chat saya even menanyakan kabar anaknya.
Sampai akhirnya, di ujung-ujung sepertinya dia mulai kesemsem banget ama tuh mantannya, dia bilang kangen dong sama mantannya itu.
Dan tebak apa yang mantannya itu katakan?
"Aku kangen loh sama kamu"
"hihihi iya kah? masa nggak kangen istrimu? malah kangen aku?"
"Iya, sama kamu aku merasa lain!"
"hihihi masa sih?"
Astagaaa nggak sanggup lagi saya nerusin baca.
Pengennya sih saya upload semua percakapan itu, saya tag ke suami si mantannya itu (iyaaa, dia itu punya suami juga).
Tapi saya memilih memusnahkan semua percakapan itu, sayangnya sampai saya berharap beneran kena alzheimer biar bisa lupain, tapi saya masih ingat terus huhuhuhu.
Yang paling menyakitkan adalah...
Mau saya jungkir balik, dia tetap pada pendiriannya, kalau dia merasa itu tidak salah, dia tidak selingkuh, dia hanya butuh teman ngobrol.
Saya yang tiap hari curhat di medsos, saking dia nggak mau ngobrol sama saya, tapi dia merasa butuh teman ngobrol ama mantannya, hiks.
Maafin diriku Eno.
Tapi saya beneran kesal, tidak bisa melupakan hal menyakitkan itu.
Dan setelah itu, u know?
Saya pernah diajak sekali saya mau ikutan acara arisan dia ama teman-teman SMUnya, astagaaaaahhh.
DI DEPAN MATA SAYA, TEMAN-TEMANNYA YANG TIDAK SAYA KENAL DEKAT, BERGELAYUT MANJA DI LENGANNYA, DAN DIA DIAM AJA MESEM-MESEM.
Andai saya pencemburu, mungkin sejak awal pacaran saya tidak akan membiarkan dia anterin teman-teman perempuan saya ke rumahnya, boncengan pula.
Dia jadian sama saya, tapi masih setia sama mantannya telpon-telponan setiap malam.
Haduuuuuuh saya ikutan jengkel bacanya mbaaaa ðΧ memang kalau sudah dirusak kepercayaannya itu akan susah dikembalikan seperti sedia kala. Mau bagaimana pula, apalagi sampai masuk drama perselingkuhan. Rasanya lebih baik nggak usah lihat lagi orangnya kalau bisa ðĨī
DeleteDitambah mba sedang usaha cari bala bantuan untuk selesaikan masalah yang ada, namun pasangan mba justru sibuk sama urusannya sampai nggak peduli dengan keluarga. Rasanya seperti mba nggak dianggap ð kenapa bisa setega ituuuu hiks hiks hiks ~ menurut saya, menghubungi mantan apalagi dengan berkata-kata yang di luar batas adalah salah meski hanya sebatas text dan belum sampai tahap ketemuan ð
Semoga, hal itu nggak terulang yah, mba. Dan semoga mba Rey bisa recover dari mimpi buruk dan realita pahit yang terjadi di hidup mba. Semangat selalu mba Rey, roda terus berputar ð
ReplyDeleteJika wanita lain, akan memusuhi mantannya tersebut.
Tidak dengan saya.
Saya bahkan berteman baik dengan mantannya di medsos.
Entahlah saya kategori bucin kelas kakap hahahaha.
Sejak kejadian dia chat itu, bahkan ke teman kerjanya pun saya cemburuan.
Dia kesal karenanya.
Astagaaaaa, mengapa saya curcol di sini yak, wakakakaka.
Udah Rey buyar!
Intinya, kalau saya pribadi sejujurnya it's OK.
Cuman bantuin ambilin makanan kan?
Nggak nyentuh-nyentuh teman saya?
It's OK sih.
(saya bahkan bisa membayangkan, kalau saya dan pasangan ada di posisi itu, dia pasti akan sigap melakukan hal yang sama, hahaha)
Namun setelah dia menyalahi kepercayaan saya, rasanya dia gerak dikit juga saya pasti marah, wakakakak.
Tapi itu dulu sih, sekarang mah cuek aja, orang dia berminggu-minggu nggak pulang nggak ada kabar.
Kalau saya masih terus sibuk memikirkan hal itu, udah koit beneran sayah hahahaha.
Bener ya kata pepatah, kepercayaan itu ibarat kaca, sekali pecah, sulit dikembalikan seperti semula, meski di lem pakai lem kuat, tetep ada bekasnya.
Demikianlah yang saya rasakan :D
Hehehehe, sekarang mungkin mba Rey lebih baik fokus ke depan, sebab kalau terus memikirkan hal tersebut yang ada mba akan semakin sakit nantinya dan nggak akan ada perubahan signifikan dalam hidup mba ð jadi cari prioritas utama, kumpulkan pundi-pundi target untuk ambil langkah berikutnya. Apapun itu, semoga yang terbaik untuk mba ð
DeleteSaya dan teman-teman bantu semangat, dan doa, juga selalu ada untuk mba. So kalau kata Liverpool, you'll never walk alone, mba ð
Mbak Eno ijinkan aku ngakak dulu ya, HA HA HA, udah puas ngakaknya LOL
ReplyDeleteAku jd inget sama mantan pacar dulu (beneran mantan, soalnya bukan suamiku yg skrg), makan di meja bundar rame2, kebetulan tmn cewe depannya ada yg kesusahan mau ambil lauk karna jauh, mantanku lgsg nyenggol tanganku, ambilin tuh, yg artinya dia ga mau ngambilin karna lawan jenis dan minta aku aja yg ngambilin. Awalnya aku bilang dia alay sih, knp ga dia aja, tp dia jelasin, dia mau jaga jarak sm cewe lain, mau jaga perasaanku juga, wlpn buat hal2 kecil cieeeiele hahhaa.
Kalau sama paksu skrg aku blm ngalamin hal ky gitu sih, tp ya pastinya kalau kejadiannya ky yg mb.Eno critain sih aku NO ya. Aku ataupun dia sama2 ga usah segitunya lah sama lawan jenis haahha
Silakan mba Metaaaa ðĪĢ
DeleteWah apa yang dilakukan mantan mba sudah tepat hahahaha, karena dia mau jaga perasaan mba that's why dia minta tolong mba ðĪĢ kasihan tapi jadi dianggap alay hahaha. Padahal niatnya mau sweet ð
By the way semoga sama pasangan sekarang jangan sampai kejadian mba, better makan masing-masing saja daripada jadi tengkar ð
Sampe ke postingan ini dan telat komen karna lagi nebak2 label nih mbak wkwkwk
ReplyDeleteMeski saat ini masih jadi pacar, rasanya aku juga bakal sebel dan dongkol deh. Sepakat sama mbak Eno, bahwa ini bukan masalah percaya gak percaya. Tapi apakah perlu nolong begitu?? Kayak balita aja perlu ditolong. Ya kali kalau aku melakukan yang sebaliknya kira2 gimana.
Maap, jadi emosi ðĪĢðĪĢ
Tapi biasanya yg lebih bikin nggak rela krn aku nggak bs langsung protes saat itu juga. Harus mendem sampe acara selesai dan nahan kemangkelan ðð udah gitu setelahnya malah diledekin cie jeles. Arggghh menyebalkan ðĪŠðĪŠ
Hahahahaha baca ke sini buat tebak label rupanya ðĪĢ
DeleteNggak apa-apa mba esmosiii, kita sama soalnya ð Nggak usah cari perkara deh kalau bisa, pakai mau bantu segala. Semua ada batasannya *eakkh*. Iya mba, saya pun walau kesal nggak akan protes di depan orang lain, better bicara baik-baik berdua ð